Selasa, 25 Januari 2011

Little Candle Jalan-jalan di Hari Sabtu, 15 November 2008

Duh.., lamanya. Sudah satu jam lebih kami menunggu kedatangan bus yang akan menjemput kami ke Tiga Ras. Bosan. “Publikasi mana sih?” “Apa mereka ga ngurusin transportasi?” begitulah sungut-sungut teman-teman. Padahal menurut rencana kami akan berangkat jam 8 pagi, tapi bus yang akan menjemput kami baru datang jam tengah 10. Dasar orang batak, jamnya selalu ngaret. Tapi ketika bus Laut Tawar itu memasuki halaman STT HKBP, setiap pasang mata yang melihatnya tampak berbinar-binar dan begitu bus itu “mendarat” di sisi Logo STT HKBP, tanpa dikomando Little Candle langsung menyerbunya, dan membuat formasi “ikan kembung” didalamnya.
            Perjalanan berlangsung dengan lancar. Seluruh penumpang yang merupakan anggota LC Team mengambil kegiatan masing-masing. Ada yang tidur, ngobrol bareng teman, ada juga yang menikmati lagu nostalgia yang diputar oleh sang sopir. Tak ada lagi suasana kemarahan didalamnya, semua tampak tenang menikmati perjalanan. Setelah lewat Simpang Dua, beberapa cowok-cowok naik ke atap mobil dan formasi “ikan kembung” pun bubar. Bus yang kami tumpangi berjalan dengan baik, walaupun rute yang dilalui cukup berat. Akhirnya sekitar pukul 11.20 kami tiba di tempat tujuan kami, Batu Hoda, Tiga ras.
            Hamparan Danau Toba yang indah dan luas memberi kesejukan dan kedamaian bagi setiap insan yang memandangnya. Desiran angin yang membuat riak-riak kecil di air seolah memanggil-manggil setiap orang untuk menikmati danau tersebut.
            Tiba di batu Hoda kami tak langsung berenang ataupun beribadah. Ada sedikit kesalahpahaman mengenai tempat kami beristirahat, yang mengakibatkan pertengkaran kecil (Biasa.., LC Team agak parbada!). Tapi akhirnya UKS Kerohanian menentukan tempat untuk beristirahat. Syukurlah, kami tidak usah lama lagi menunggu. Kami pun langsung memulai ibadah. Tema yang dipilih untuk ibadah ini adalah Persatuan dan Kesatuan (kayak TVRI aja-red). Tema ini dipilih supaya Little Candle Team 2006 tetap bersatu dan menjadi tim yang solid walau evaluasi I sudah berakhir. Grace “Ito” Ambarita membawakan renungan yang diambil dari………, tentang kesatuan tubuh Kristus. Acara kebaktian berlangsung dengan khusyuk. Setelah itu kami makan bekal makan siang yang telah kami persiapkan paginya. Nasi dengan telur mata sapi sambal, ditambah kerupuk dan mentimun. Lauk yang sederhana, namun terasa begitu nikmat karena dimakan bersama LC Team, sambil menghirup udara segar dan menikmati indahnya danau Toba.
            Kemudian acara perayaan ulang tahun pun dimulai. Setiap anggota yang berulang tahun sejak bulan Juni sampai tanggal 15 November 2008 dirayakan ulangtahunnya secara bersama-sama. Ketepatan pula hari itu adalah hari ulangtahun Samuel Deutchlan Sigalingging. Kemudian dilanjutkan dengan acara permainan yang dipandu oleh Farida Rafli Mudur Simorangkir. Dalam permainan itu beberapa pengurus stambuk dihunjuk untuk mengambil sebuah gulungan kertas yang berisi nama anggota LC. Setelah dibacakan, orang yang dipanggil namanya maju kedepan untuk memilih kotak berisi hadiah. Satu persatu mereka maju dan memilih kotak hadiah. Ada yang mendapatkan hadiah gantungan kunci “Obed Souvenir”, ada yang kurang beruntung, ada yang mendapat coklat, tapi utang (dasar Farida pelit!), ada juga yang mendapat uang senilai Rp 2000,- Rp 1000,- dan yang paling merusak psikology, ada pula hadiah yang berupa foto bareng Fandi dan Farida. Memang Farida, MC permainan yang kondang dan agak gila, “maralo tu tondiku” kata Saut menanggapi hadiah yang ditawarkan Farida. Tapi semua bersukacita. Wajah-wajah anggota LC Team menampakkan keceriaan. Semua melupakan kemarahan pada waktu keberangkatan tadi. Kasih telah menutupi segala sesuatu.
            Tibalah acara yang ditunggu-tunggu, mandi….! Semua mengenakan pakaian yang akan dikenakan untuk mandi, hanya beberapa orang saja yang tidak mandi. Semua memuaskan hasrat untuk turun kedalam dan menikmati sejuknya air, berenang. Sungguh sejuk air danau Toba membasahi seluruh tubuh. Semua berenang dengan gayanya masing-masing. Ada yang menggunakan gaya punggung, ada yang pura-pura tahu berenang, ada yang hanya main air, ada pula yang menggunakan ban. Seru sekali!! Berlama-lama di air tak menjadi masalah, berenang-renang menikmati ciptaan sang Khalik. Tak ketinggalan acara foto-foto. Semua berebutan untuk di foto. Peri, sang fotografer menjadi incaran setiap orang. Tak hanya Peri, kedatangan Christ pun ditunggu-tunggu untuk mengabadikan kegiatan ini. Christ, sang coordinator UKS Publikasi mengambil foto-foto tanpa diketahui oleh objeknya (hasil foto dapat dilihat di Friendster LC Team).  Ketika selesai berenang, Juliana Sinambela mengalami sedikit masalah. Ada air yang masuk ke telinganya, dan tentunya mengganggu pendengarannya. Tubuhnya tampak lemas dan beberapa teman mencoba membantunya untuk mengeluarkan air itu dari telinganya. Tapi karena banyak yang mencoba membantu, banyak pula usulan yang diberikan dan semuanya membuat bingung dan tambah ruwet. Tapi akhirnya keadaannya bisa pulih kembali.
            Selesai berenang, perutpun terasa lapar. Setiap orang pergi ke kantin yang ada di atas tempat peristirahatan kami untuk menikmati segelas pop mie, atau teh manis yang disediakan di sana untuk mengganti energy yang telah dikeluarkan. Pukul 16.00, Laut Tawar itu datang dan menjemput kami, maka kami pun pulang. Perjalanan pulang pun berlangsung dengan lancar. Kini kegiatan yang paling banyak dalam bus adalah tidur, mungkin karena lelah. Bus itu tiba di STT HKBP kira-kira pukul 17.30. Semua tampak menikmati, walaupun lelah.
            Perjalanan yang diawali dengan kemarahan, berakhir dengan keceriaan. Semoga LC Team 2006 akan tetap bersatu, dan menjadi Tim yang solid sampai selamanya.

            Kami Little Candle Team berjiwa pelayan
            Tidak pernah mengenal keluh kesah
            Apapun rintangan s’lalu dihadapi
            Bersinarlah terang, itulah semboyannya.

Little Candle…..!
            Be The Light….!


Oleh : UKS Publikasi LC 2008/2009

Jumat, 21 Januari 2011

Angan-angan Seorang Anak

"Ada villaku. Tidak terlalu besar tetapi lengkap. Ada kulkas dan alat-alat masaknya. Dan ada juga mobilku. Serta sopirnya tetapi dia robot, bukan orang. Setiap malam dia bawa saya keliling kota. Rumah itu sendiri saya buat dengan temanku, dari uang tabunganku.......” Demikianlah seorang anak perempuan kecil, umurnya delapan tahun, mulai berkisah kepadaku. Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar penuturan yang semacam itu. Penuturan yang keluar dari angan-angan seorang anak kecil. Dan kita cuma menertawainya. Atau mungkin pula memarahinya. Tetapi salahkah angan-angan seorang anak?

Pernahkah kita mengenang kembali masa-masa kecil dulu? Tidakkah kita sering juga berangan-angan? Terkadang malah sampai berbicara sendiri, atau berbicara kepada boneka kecil kita sambil mendandaninya. Sesungguhnyalah, kemajuan kehidupan ini dimulai dari angan-angan juga. Novel-novel indah tulisan Jules Verne. Bahkan lukisan desain dari Leonardo da Vinci. Maka, bukankah angan-angan adalah awal dari sebuah harapan pada kehidupan masa depan kita?

Demikianlah aku mengenang semua itu saat melihat seorang ayah yang sedang memarahi anak lelaki kecilnya karena bercerita bahwa robot yang dimiliknya kini tumbuh gigi.

Dan anak kecil itu hanya dapat mengerut ketakutan. “Orang dewasa memang aneh” kata si Pangeran Kecil dalam buku mini karya Antoine de Saint-Exupery. Ya, orang dewasa memang aneh. Kita melarang anak-anak berangan-angan sementara kita sendiri punya angan-angan model lain yang namanya cita-cita. Dan sementara angan-angan seorang anak lepas bebas, cita-cita mengurung kita dalam nafsu, ambisi dan hasrat yang sering membuat pikiran kita terpasung.

“Ah, saya ingin mobil sedan mewah, rumah yang punya kolam renang. Dan saya ingin pesiar keluar negeri.....” kata seorang bapak lainnya sementara dia telah memiliki sebuah rumah type 145, sebuah mobil mini-bus dan sudah beberapa kali ke bali untuk berlibur. Apakah yang beda dengan angan-angan anak-anak itu? Ada. Anak-anak berangan-angan tetapi tidak menghasratkannya. Sedangkan orang-orang dewasa berangan-angan sambil menghasratkannya. Sehingga jika hal itu tak mampu diraih, maka kita pun menjadi frustrasi, marah atau malah cemburu.

.....robotku tidak mau ada orang lain yang datang ke villaku. Dia marah kalau ada orang besar datang karena orang besar tidak bisa mengerti maunya robotku” kata si nona cilik itu mengakhiri kisahnya saat aku bertanya dimana letak villanya dan bolehkah aku berkunjung ke sana. Dan beberapa hari kemudian, dia toh menunjukkan villanya itu. Sebuah pos satpam tua yang tidak terpakai lagi. Di sanalah anak-anak berkumpul dan bermain dengan angan-angan mereka sendiri. Ah, tidakkah itu indah? A. Tonny Sutedja 


sumber: http://www.pondokrenungan.com/

Selasa, 18 Januari 2011

Little Candle Bersinar?

Little candle merupakan nama yang tidak akan pernah hilang dari stambuk 2oo6. Tapi yang menjadi pertanyaan sekaligus perenungan, sudahkah stambuk 2006 memancarkan nama Little candle?.... Banyak hal-hal yang terjadi dalam stamuk ini, baik suka maupun duka yang mewarnai hari-hari stambuk 2006. Nama Little candle berawal saat seluruh stambuk yang lulus menjadi anggota 2006 dikumpulkan oleh senior-senior PST, lalu senior-senior PST bertanya nama apakah yang akan menjadi ciri khas sekaligus simbol dari anggota stambuk 2006. Lalu seluruh anggota yang lulus sebagai anggota 2006 mengajukan berbagai nama, tapi nama Little candle yang akhirnya disepakati lulus seleksi. Nama ini dipilih dengan alasan bahwa seluruh anggota stambuk 2006 harus menjadi lilin kecil yang bersedia mengorbankan dirinya untuk menerangi orang lain.

Kekompakan anggota stambuk 2006 diawal pertemuan memang belum kelihatan, karena belum ada rasa mengenal satu dengan yang lainnya. Hal ini mungkin sesuai dan sejalan dengan istilah “Tak kenal maka tak sayang, semakin kenal semakin timbullah rasa sayang”. Pengenalan lebih serius baru dimulai dirasakan disaat PST, mungkin hal itu disebabkan karena senior-senior berusaha menguji kesetiakawanan stambuk 2006, yang diawali dengan menanyakan siapa nama dan marga temanya, ditambah lagi boru mamanya, dan lain sebagainya. Stambuk 2006 tetap berusaha menunjukkan solidaritasnya. Misalnya, saat itu senior berusaha mencari kesilapan seorang anggota dan akhirnya dihukum dengan tidak diperbolehkn makan tapi anggota stambuk 2006 malah mengajukan permintaan bahwa kalau seorang anggota salah dan harus dihukum maka seluruh anggota bersedia dihukum. Satu hal yang positif bukanlah membela yang salah tapi berusaha membangun kebersamaan kearah yang lebih baik, dan salah seorang anggota stambuk 2006 yang salah tadi harus bersedia menerima kritik dan saran teman-temannya, karena kritik itu membangun dirinya dan stambuk 2006. Tapi yang menjadi pertanyaan sekaligus perenungan, apakah pengenalan dan pemahaman yang mendorong kebersamaan itu benar-benar tulus tercermin dari dalam diri anggota stambuk 2006? Atau itu hanya muncul agar masing-masing anggota tidak mendapat masalah yang dapat menghukum mereka.

Kebersamaan itu memang masih terjalin saat stambuk 2006 berada di tingkat 2, kebersamaan itu sangat ditonjolkan dalam menghadapi evaluasi. Evaluasi memang hal yang menakutkan karena saat evaluasi inilah penentu apakah anggota stambuk 2006 dapat layak mengikuti perkuliahan berikutnya sebagai mahasiswa STT HKBP. Belajar kelompok sangat kelihatan dalam diri stambuk 2006. Bahkan sampai menggunakan secret angel, dimana ini bersifat perhatian yang dilakukakan secara diam-diam bagi seseorang yang menjadi tanggung jawabanya. Anggota yang sepertinya rawan juga diperhatikan dengan lebih ekstra lagi. Tapi yang menjadi pertanyaan sekaligus perenungan apakah tindakan stambuk 2006 benar-benar tulus ataukah hanya untuk mencegah cemooh dari stambuk lain agar tidak dikatakan stambuk yang bobrok karena ada yang tidak lulus?

Kebersamaan saat stmbuk 2006 tingkat 3 kegiatan dari setiap uks masih kelihatan meskipun tidak terlalu maksimal. Hal yang sangat indah dan sulit dilupakan ialah saat astri 2006 berniat memberi hadiah bagi astra 2006. Eh… malah astra juga sudah menyiapkan kejutan bagi astri, seperti ada kontak batin kali ya…..(lebay kali ya!!!). Setangkai bunga dan syal yang diselipkan dalam bunga merupakan kado terindah yang diterima astri 2006 dari astra 2006. Tapi yang menjadi pertanyaan sekaligus perenungan, apakah itu tindakan yang benar-benar tulus atau hanya sekedar mengisi acara saat UKM publikasi memberi kesempatan untuk siapa yang bersedia mengisi kekosongan acara?..... Kebersamaan juga terjalin disaat ditingkat 3 ini stambuk 2006 kembali diundang untuk penjemaatan bersama Pdt. S. Sihombing.

Namun, hal yang menyedihkan adalah disaat adanya suatu kegiatan tapi tidak dapat diikuti oleh seluruh anggota stambuk 2006. Sah-sah saja dalam stamuk 2006 untuk mengambil dan melakukan suatu tindakan yang mau dilakukannya. Tapi yang menyakitkan adalah disaat salah seorang anggota memberi berbagai alasan untuk mengelak dari kebersamaan itu. Setiap orang memang memilki kesibukan dan masalahnya masing-masing, tapi terkadang masalah dan kesibukan itu menjadi suatu alasan agar dirinya lebih diutamakan daripada stambuk. Bahkan lebih menyakitan lagi adanya sikap menjatuhkan orang lain hanya agar dirinya dipandang oleh orang lain, sebagai orang yang mampu dan temanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya. Alangkah baiknya, disaat teman salah tidak langsung dijatuhkan tapi dipanggil dan dirundingkan demi kemajuan bersama, sebab orang yang benar belum tentu benar selama hidupnya dan orang yang salah belum tentu salah seumur hidpnya. Jadi tidak perlu ada kesombongan, toh seluruh anggota stambuk 2006 hidupnya hanya karena kasih karunia, demikian kata pak Fritz Sihombing. Jadi biarlah semua suka duka yang pernah terjadi menjadi intropeksi dan perenungan bagi seluruh anggota stambuk 2006, apakah anggota 2006 dapat tetap menyandang nama sebagai Little candle. Little candle bersinar?

Tersentak, kumenyadari

Aku telah mengagumimu.

Bahkan sangat mengagumimu

Senyum tawamu, tutur sapamu, dan luapan amarahmu

Memberi makna dalam diriku.

Bersamamu adalah hal terindah

Bersamamu adalah anugrah

Bersamamu adalah impian yang akan selalu kudambakan dalam hidupku

Tapi apa yang terjadi…..

Kau pergi meninggalkanku

Tanpa senyum tawamu.tutur sapamu dan luapan amarahmu

Tapi satu janjiku

Takkan melupakanmu

Kan selalu merindukanmu

Dan menjadi yang terbaik untukmu

Ayahku………



Oleh : Grace Ambarita